Sabtu, 20 April 2013

Teori Perilaku Sosial




TUGAS MAKALAH

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN SOSIAL
“Teori Perilaku Sosial”



 


DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

RANI HIDAYAH
ASRI YULIA MAHARANI
URIP
DICKO
VIKTOR MARPAUNG

              





FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan lafaz Hamdallah, penulis mengucapkan puji syukur kepada sang khalik yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Teori Perilaku Sosial”.
Dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang apa itu perilaku sosial, faktor-faktor pembentuk perilaku sosial, bentuk dan jenis perilaku sosial, klasifikasi mengenai perilaku sosial menurut Max Weber, Asumsi-asumsi yang mendasari teori tingkah laku sosial, beserta contoh kasus perilaku petani.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada:
1.      Dr. Ir. Rosiani M.Si selaku dosen pengajar
2.      Orang tua dan keluarga atas , restu, dukungan, materi dan doa yang tulus.
3.      Teman-teman satu kelompok atas perjuangan, dan kekompakan.
Penulis juga mengucapkan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan yang akan datang. Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat dan berkontribusi nyata dalam upaya meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai Teori Perilaku Sosial.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb


                                                                                          Jambi, 1 Desemberr 2012

                            Penulis 

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.             Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling special, special disini karena manusia penuh dengan dinamika. Dinamika manusia merupakan sebuah ungkapan atau hasil dari pemberian tuhan yang sangat berharga yaitu akal. Dengan akal inilah manusia berdinamika tentunya dengan mahluk lain.
Kelangsungan hidup manusia sebagai mahluk sosial tidak terlepas dari kemampuanya mengatur alam ini. Selanjutnya manusia juga sebagai mahluk sosial memiliki sikap, perilaku, kemauan, emosi, orientasi dan juga potensi. Dalam hal ini, berkaitan dengan manusia sebagai mahluk sosial tentunya memerlukan sebuah interaksi dan interaksi tersebut tentunya juga berhubungan erat dengan perilaku dari manusia itu. Perilaku manusia dalam dunia sosial ini juga memiliki andil besar dalam kelangsungan hidupnya. 
Perilaku manusia merupakan respons dari stimulus, namun dalam diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Ini berarti individu dalam keadaan aktif dalam menentukan perilaku yang diambilnya. Hubungan antara stimulus dan respons ini tidak berlangsung secara otomatis tetapi individu mengambil peranan dalam menentukan perilakunya. Manusia dalam hal ini berarti memiliki kemampuan untuk menentukan perilakunya, dan tentunya penentuan itu menggunakan akal manusia yang merupakan hadiah terbesar dari Tuhan, Setelah manusia mendapatkan stimulus seperti yang dikatakan tadi pada saat itu juga manusia berhak untuk menentukan perilakunya. Dan itu semua tentunya dilandaskan dengan kesadaran, karena ketika orang tersebut melakukan sesuatu tanpa dilandasi dengan adanya kesadaran atau bisa dikatakan hilang kesadaranya,  maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai perilaku. Pada makalah ini penulis akan menyajikan tentang teori perilaku sosial.

1.2.            Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa permasalahan yang akan penulis bahas antara sebagai berikut:
1.      Apa itu perilaku sosial?
2.      Apa saja faktor-faktor pembentuk perilaku sosial?
3.      Apa saja bentuk dan jenis perilaku sosial?
4.      Bagaimana  klasifikasi perilaku menurut Max Weber?
5.      Bagaimana asumsi-asumsi menurut Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill?

1.3.          Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diantara yaitu sebagai berikut :
1.      Memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Pembangunan Sosial untuk membuat sebuah makalah yang berjudul Teori Perilaku Sosial.
2.      Melengkapi materi kuliah Perencanaan dan Pembangunan Sosial  untuk setiap pembahasan.

1.4.             Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Menambah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa agribisnis mengenai  masalah Teori Perilaku Sosial.
2.      Menambah referensi kepada siapapun yang sedang memerlukan bahan atau materi mengenai Teori Perilaku Sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Perilaku Sosial
Menurut Rusli Ibrahim (2001), Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan  keharusan untuk menjamin keberadaan manusia. Sebagai bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain, dimana saling ketergantungan diantara satu orang  dengan yang lainnya.  Artinya bahwa kelangsungan  hidup manusia berlangsung dalam  suasana saling mendukung  dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut  mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat.
Sejalan dengan itu, Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam  Rusli  Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal  balik  antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam  Rusli  Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya  dengan tekun,  sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang  bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari  untung sendiri.
Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada  hakikatnya manusia adalah makhluk sosial (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak  dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi social diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual.   Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial  maka manusia tidak  dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya  dapat  diketahui  dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial.

Pembentukan perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.  Pada aspek  eksternal situasi sosial memegang peranan  yang cukup penting. Situasi  sosial diartikan  sebagai  tiap-tiap situasi di  mana terdapat saling  hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain (W.A. Gerungan,1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan terjadinya interaksi social dapatlah dikatakan sebagai  situasi sosial. Contoh situasi sosial  misalnya  di lingkungan  pasar, pada saat rapat, atau dalam  lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.

2.2.             Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Sosial
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, antara lain yaitu sebagai berikut :
1.      Perilaku dan karakteristik orang lain
Jika  seseorang lebih sering bergaul dengan  orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu.  Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.
2.      Proses Kognitif
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon  pelatih yang terus  berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi pelatih  yang baik, menjadi idola  bagi atletnya dan orang lain  akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang  siswa karena selalu  memperoleh tantangan dan pengalaman sukses  dalam pembelajaran penjaskes maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani  yang ditunjukkan oleh  perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
3.      Faktor Lingkungan
Lingkungan  alam  terkadang dapat  mempengaruhi  perilaku  sosial  seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah  keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat  yang terbiasa  lembut dan halus dalam bertutur kata.
4.      Tatar Budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin  akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam  lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau  berbeda.

2.3.             Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat  pula  ditunjukkan oleh sikap sosialnya.  Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap  obyek sosial yang menyebabkan terjadinya  cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A. Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang  dapat  diamati ketika  seseorang berinteraksi dengan orang lain.  Seperti dalam  kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku  sosial seseorang yang menjadi  anggota kelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya. Perilaku sosial dapat  dilihat  melalui sifat-sifat  dan pola respon antarpribadi, yaitu sebagai berikut :
1.      Kecenderungan Perilaku Peran
a.       Sifat pemberani dan pengecut secara sosial
Orang yang memiliki  sifat  pemberani  secara sosial, biasanya dia  suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak segan melakukan sesuatu  perbuatan yang  sesuai norma di masyarakat dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya, seperti kurang suka mempertahankan haknya, malu dan  segan berbuat  untuk mengedepankan kepentingannya.
b.      Sifat berkuasa dan sifat patuh
Orang yang  memiliki  sifat  sok berkuasa dalam  perilaku sosial biasanya ditunjukkan  oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi  kepada kekuatan, percaya  diri,  berkemauan keras, suka memberi perintah dan  memimpin  langsung.  Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang  sebaliknya,  misalnya  kurang tegas dalam  bertindak, tidak  suka memberi perintah dan tidak  berorientasikepada kekuatan dan kekerasan.
c.       Sifat inisiatif secara sosial dan pasif
Orang yang memiliki  sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi  kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka memberi  masukan atau saran-saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka  mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial  ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang dominan diam, kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.
d.      Sifat mandiri dan tergantung
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya  dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri, tidak suka berusaha mencari nasihat atau  dukungan dari orang lain, dan secara emosional  cukup stabil. Sedangkan sifat  orang  yang ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku  sosial sebaliknya dari sifat orang mandiri, misalnya  membuat  rencana  dan melakukan segala sesuatu harus selalu mendapat saran dan dukungan orang lain, dan keadaan emosionalnya relatif labil.

2.      Kecenderungan Perilaku dalam hubungan sosial
a.       Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
Orang yang memiliki  sifat dapat  diterima oleh orang lain biasanya  tidak  berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai  kelebihan  orang lain. Sementara  sifat orang yang ditolak biasanya suka mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
b.      Suka bergaul dan tidak suka bergaul
Orang yang suka bergaul biasanya  memiliki  hubungan sosial  yang baik,  senang bersama dengan yang lain dan senang berpergian. Sedangkan orang  yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.
c.       Sifat ramah dan tidak ramah
Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang,dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.

d.      Simpatik atau tidak simpatik
Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik  menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya.

3.      Kecenderungan perilaku ekspresif
a.       Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerjasama)
Orang yang  suka bersaing biasanya menganggap hubungan  sosial sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya
b.      Sifat agresif dan tidak agresif
Orang yang  agresif  biasanya suka menyerang orang lain  baik langsung atau pun tidak  langsung, pendendam, menentang atau  tidak patuh  pada penguasa, suka bertengkar  dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku yang sebaliknya.
c.       Sifat kalem atau tenang secara sosial
Orang yang  kalem  biasanya  tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton orang.
d.      Sifat suka pamer atau menonjolkan diri
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.

2.4.             Klasifikasi Mengenai Perilaku Sosial Menurut Max Weber
Weber berpendapat bahwa studi kehidupan sosial yang mempelajari pranata dan struktur sosial dari luar saja, seakan-akan tidak ada inside-story, dan karena itu mengesampingkan pengarahan diri oleh individu, tidak menjangkau unsur utama dan pokok dari kehidupan sosial itu. Sosiologi sendiri  haruslah berusaha menjelaskan dan menerangkan kelakuan manusia dengan menyelami dan memahami seluruh arti sistem subyektif. Weber membuat klasifikasi mengenai perilaku sosial atau tindakan sosial menjadi 4 yaitu sebagai berikut :
1.      Kelakuan yang diarahkan secara rasional kepada tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai kesesuaian antara cara dan tujuan. Contohnya Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup.
2.      Kelakuan yang berorientasi kepada nilai. Berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat, nilai disini seperti keindahan, kemerdekaan, persaudaraan, dan lain-lain. misalnya ketika kita melihat warga suatu negara yang berasal dari berbagai kalangan berbaur bersama tanpa membeda-bedakan.
3.      Kelakuan yang menerima orientasi dari perasaan atau emosi atau Afektif . contohnya seperti orang yang melampiaskan nafsu mereka.
4.      Kelakuan Tradisional bisa dikatakan sebagai Tindakan  yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contohnya Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur.

2.5.             Asumsi-asumsi yang mendasari Teori Tingkah Laku Sosial
Manusia tentunya tidak akan terlepas dengan individu lain, dalam hal ini adalah berperilaku, ketika perilaku dikaitkan dengan teori social maka akan ditemukan berbagai macam asumsi-asumsi atau pendapat terkait hal tersebut. Dan teori ini tidak bisa dilepaskan dari ide yang pernah dilontarkan oleh para pendahulu misalnya Adam Smith, David Ricardo, John Stuart Mill. Berdasarkan ide-ide mereka tersebut dikembangkanlah asumsi-asumsi yang mendasari teori tingkah laku social. Antara lain:
1.  Manusia pada dasarnya tidak mencari keuntungan maximum, tetapi mereka senantiasa ingin mendapatkan keuntungan dari adanya interaksi yang mereka lakukan dengan manusia lain.
2.   Manusia tidak bertindak secara rasional sepenuhnya, tetapi dalam setiap hubungan dengan manusia lain, mereka senantiasa berfikir untung dan rugi.
3.   Manusia tidak memiliki informasi yang mencakup semua hal, sebagai dasar untuk mengembangkan alternatif, tetapi mereka ini paling tidak memiliki informasi meski terbatas yang bisa untuk mengembangkan alternatif guna memperhitungkan untung rugi tersebut.
4.   Manusia senatiasa berada pada serba keterbatasan, tetapi mereka ini tetap berkompetisi untuk mendapatkan keuntungan dalam transaksi dengan manusia lain.
5.   Meski manusia senantiasa berusaha mendapatkan keuntungan dari hasil interaksi dengan manusia lain, tetapi mereka dibatasi oleh sumber-sumber yang tersedia.
6.   Manusia berusaha memperoleh hasil dalam wujud material, tetapi mereka juga akan melibatkan dan menghasilkan sesuatu yang bersifat non material, misalnya: emosi, perasaan suka, sentimen, dan lain-lain.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut sudah jelas bahwa manusia pada dasarnya sangat membutuhkan pihak lain atau manusia lain untuk mengambil sebuah keuntungan, baik itu keuntungan materiil ataupun moril. Pantas saja jika manusia disebut sebagai mahluk social.
Kemudian teori ini juga memiliki bentuk-bentuk social, bentuk-bentuk social tersebut adalah :
1.   Proposisi keberhasilan, dalam segala hal yang dilakukan seseorang, semakin sering suatu tindakan mendapakan ganjaran (mendapat respon yang positif dari orang lain), maka akan semakin sering pula tindakan dilakukan oleh orang yang bersangkutan.
2.   Proposisi Stimulus, Jika stimulus tertentu merupakan kondisi dimana tindakan seorang mendapatkan ganjaran, maka semakin serupa stimulus yang ada dengan stimulus tersebut akan semakin besar kemungkinannya bagi orang itu untuk mengulang tindakannya seperti yang ia lakukan pada waktu yang lalu.
3.   Proposisi nilai, semakin bermanfaat hasil tindakan seseorang bagi dirinya, maka akan semakin besar kemungkinan tindakan tersebut diulangi.
4.   Proposisi kejenuhan-kerugian, semakin sering seseorang menerima ganjaran yang istimewa maka ganjaran tersebut akan menjadi tidak bermakna.
5.   Proposisi persetujuan-perlawanan,
a.  Jika seseoramg tidak mendapat ganjaran seperti yang ia inginkan, atau mendapat hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan menjadi marah, dan akan menjadi besar kemungkinan bagi orang tersebut untuk mengadakan perlawanan atau menentang, dan hasil dari perilaku semacam ini akan menjadi lebih berharga bagi dirinya.
b. Bila tindakan seseorang mendatangkan ganjaran seperti yang ia harapkan bahkan berlebihan, atau tindakan tersebut tidak mendatangkan hukuman seperti keinginannya, maka ia kan merasa senang, dan akan semakin besar kemungkinannya bagi orang tersebut orang tersebut menunjukkan perilaku persetujuan terhadap perilaku yang dilakukan dan hasil dari perilaku semacam ini akan semakin berharga bagi dirinya.
2.6.            Contoh Perilaku Petani
Bapak Ir.H.Hasman Hasyim,M.Si dan bapak Ir.M.Jufri,M.Si. Penelitian yang dilakukan secara purposive atau sengaja. Tjuan penelitian ini adalah menganalisis sikap petani terhadap pola RDKK pupuk bersubsidi dan hubungan karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan, produktivitas) petani dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penentuan sikap petani diukur dengan memakai system skala Likert sedangkan metode Koefisien Rank Spearman dengan bantuan SPSS (Staistical Product And Service Solution) versi 18 dalam penentuan karakteristik sosial ekonomi petani.
Hasil penelitian diperoleh : pengajuan RDKK oleh petani sebagai anggota kelompok tani yang bergabung dalam GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) didampingi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) kepada pengecer resmi atau kios pertanian. Sikap petani pada pola RDKK pupuk bersubsidi yaitu dari 30 (100%) petani sampel, sebanyak 13 (43,33%) orang petani yang bersikap positif dan yang bersikap negative sebanyak 17 (56,66%) orang petani. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sikap petani sampel pada pola RDKK adalah negatif. tidak adanya hubungan karakteristik sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tagungan, dan produktivitas petani sampel pada pola RDKK bersubsidi. Masalah-masalah yang dihadapi petani sampel dengan adanya pola RDKK pupuk bersubsidi meliputi masalah modal dalam pembelian pupuk dan kurangnya sosialisasi dari penyuluh pertanian lapangan serta masalah harga pupuk yang tidak sesuai dengan harga gabah. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah petani dengan adanya pola RDKK pupuk bersubsidi adalah kerjasama yang baik ketua kelompok tani, PPL, dan Aparat Pemerintah Desa dalam sosialisasi pola RDKK kepada petani.
BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Perilaku manusia merupakan respons dari stimulus, namun dalam diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Ini berarti individu dalam keadaan aktif dalam menentukan perilaku yang diambilnya. Hubungan antara stimulus dan respons ini tidak berlangsung secara otomatis tetapi individu mengambil peranan dalam menentukan perilakunya dan dalam penentuan ini manusia manggunakan anugerah terbesar oleh Tuhan yaitu akal. Sedangkan bentuk-bentuk perilaku dalam teori sosial antara lain: Proposisi keberhasilan, Proposisi Stimulus, Proposisi nilai, Proposisi kejenuhan-kerugian, Proposisi persetujuan-perlawanan. Dan berkaitan dengan perilaku manusia adalah tentang adanya sebuah ganjaran dan hukuman, seperti yang telah dipahami tadi mengenai asumsi-asumsi dan bentuk perilaku, tidak dipungkiri bahwa manusia memerlukan adanya ganjaran (reward) dan hukuman (punishment)

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. ____. Perilaku Dalam  Teori  Sosial. http://mustofaart.blogspot.com/2012/05/perilaku-dalam-teori-sosial.html (Diunduh pada tanggal 18 Desember 2012)



1 komentar:

  1. i see,,aq pernah bca sblmnya, byk yg copas sii,,tp gpp, ttep kmbangkan apa yg klian punya dan smw yg klian dpet. :) smgt!

    BalasHapus