A. Sejarah Tanaman Kapas
Tanaman kapas sudah ada sejak ribuan tahun lalu, buktinya negara India
telah melakukan budidaya kapas sejak 5000 tahun yang lalu. Tanaman ini
semakin dikenal dan berkembang sampai ke negara China, selanjunya
pengembangan tanaman kapas secara intensif dapat kita jumpai di benua
Amerika. Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium
(biasa disebut "pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal
dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting
dalam industri tekstil. Serat itu dapat
dipintal menjadi benang dan
ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut
sebagai katun (benang maupun kainnya).
Kapas mulai dikembangkan di Indonesia pada masa penjajahan negara
Belanda, pada masa itu rakyat Indonesia dituntut kerja paksa untuk
budidaya tanaman kapas. Setelah belanda pergi, program ini dilanjutkan
oleh penjajah Jepang. Pengembangan areal tanaman kapas dilanjutkan
sampai saat ini.
B. Klasifikasi Tanaman Kapas
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Gossypium
Spesies : Gossypium sp
Kelas : Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Gossypium
Spesies : Gossypium sp
C. Habitat
IKLIM
- Curah hujan,pada masa pertumbuhan kapas memerlukan hujan,hujan yang lebat dapat merusak tanaman muda.selama pertumbuhan vegetatif memerlukan hujan sedikit,pada waktu buah masak/merekah perlu keadaan yang lebih kering.tanaman kapas umurnya < 1 tahun (180-200 hari) menghendaki curah hujan rata-rata 1500-1800 mm.agar tanah cukup lembab selama musim tanam menghendaki curah hujan minimum 175-200 mm.
- Temperatur,tempat yang paling cocok terletak pada ketinggian 10-150 m dpl.Pertumbuhan yang optimal menghendaki suhu rata-rata 25-28 °c dengan lembab nisbi 70%.
TANAH
- Jenis tanah,dapat tumbuh pada berbagai tanah tetapi mempunyai kesanggupan mengikat air yang agak lama pada saat berbunga dan berbuah.
- Struktur,tanah berpasir berstuktur remah dan dalam cukup mengandung humus dan kapasitas mengikat air baik./ranah lemoung yang berstruktur liat tetapi mengandung banyak humus serta tanah endapan yang cepat mongering dan tanah-tanah delta bagus buat kapas.
- Bahan organic,tanah yang banyak mengandung BO ,pertumbuhan menjadi subur dan rimbun,akhirnya umur akan menjadi panjang .
- Lapisan air/tanah,tanamn kapas mempunyai perakaran yang dalam maka tidak dapat di tanam di lapisan cadas yang dangkal.
D. Peyemaian Bibit dalam Polybag
a. Pembuatan Media Semai
Media dapat dibuat dengan mencampurkan tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1:1, atau dapat juga dengan campuran tanah, pupuk kandang, pupuk buatan seperti NPK dengan perbandingan 2:2:1. selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke dalam media polybag ukuran 10x15cm kira-kira 3/4 bagian. selanjutnya disiram dan di biarkan selama 24 jam.
b. Cara dan Waktu Penyemaian
Benih kapas yang akan dismaikan, sebaiknya direndam dengan air selama 2-4 jam. Kemudian benih disemaikan pada media tanam yang telah di sediakan, benih disemai dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Selanjutnya benih didtup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 agar calon batang mudah menembus ke permukaan. Sebaiknya benih disiapkan lebih, sebagai cadangan untuk penyulaman. Benih disimpan di tempat yang teduh.
c. Penyiraman
Bibit di persemaian disiram setiap pagi hari, mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul ke permukaan tanah. Untuk penyiraman, dapat menggunakan tangki semprot atau bisa dengan menggunakan timba air. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengikis tanah dalam media semai. Apabila daun sejati telah keluar, penyiraman bibit dilakukan setiap pagi dan sore hari agar bibit tidak mengalami kekeringan.
d. Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan ppuk daun yang mengandung unsur Nitrogen (N) tinggi. Pemupukan dengan pupuk daun cukup dilakukan satu kali saja, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan konsenterasi 1,0-1,5/liter air. Pupuk akar berupa pupuk kandang atau pupuk buatan tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai sudah mencukupi.
e. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan menyiakan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk di tanam ke lapangan. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum pemindahan bibit ke lapangan. bibit yang memiliki pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu.Bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak ditanam.
f. Pemberian Pestisida
Pada masa pembibitan, penyemprotan pestisida dilakukan apabiala dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun seperti terbakar (plasmolisis). Penyemprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit dipindahkan ke lapangan.
g. Pemindahan Bibit
Bibit kapas dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4-5 helai. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lain, yaitu kantong plastik dilepas secara hati-hati, selanjutnya bibit serta tantahnya di taman pada lubang-lubang yang telah disiapkan.
a. Pembuatan Media Semai
Media dapat dibuat dengan mencampurkan tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1:1, atau dapat juga dengan campuran tanah, pupuk kandang, pupuk buatan seperti NPK dengan perbandingan 2:2:1. selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke dalam media polybag ukuran 10x15cm kira-kira 3/4 bagian. selanjutnya disiram dan di biarkan selama 24 jam.
b. Cara dan Waktu Penyemaian
Benih kapas yang akan dismaikan, sebaiknya direndam dengan air selama 2-4 jam. Kemudian benih disemaikan pada media tanam yang telah di sediakan, benih disemai dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Selanjutnya benih didtup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 agar calon batang mudah menembus ke permukaan. Sebaiknya benih disiapkan lebih, sebagai cadangan untuk penyulaman. Benih disimpan di tempat yang teduh.
c. Penyiraman
Bibit di persemaian disiram setiap pagi hari, mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul ke permukaan tanah. Untuk penyiraman, dapat menggunakan tangki semprot atau bisa dengan menggunakan timba air. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengikis tanah dalam media semai. Apabila daun sejati telah keluar, penyiraman bibit dilakukan setiap pagi dan sore hari agar bibit tidak mengalami kekeringan.
d. Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan ppuk daun yang mengandung unsur Nitrogen (N) tinggi. Pemupukan dengan pupuk daun cukup dilakukan satu kali saja, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan konsenterasi 1,0-1,5/liter air. Pupuk akar berupa pupuk kandang atau pupuk buatan tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai sudah mencukupi.
e. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan menyiakan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk di tanam ke lapangan. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum pemindahan bibit ke lapangan. bibit yang memiliki pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu.Bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak ditanam.
f. Pemberian Pestisida
Pada masa pembibitan, penyemprotan pestisida dilakukan apabiala dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun seperti terbakar (plasmolisis). Penyemprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit dipindahkan ke lapangan.
g. Pemindahan Bibit
Bibit kapas dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4-5 helai. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lain, yaitu kantong plastik dilepas secara hati-hati, selanjutnya bibit serta tantahnya di taman pada lubang-lubang yang telah disiapkan.
E. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
A. Pengolahan Tanah Di Lahan Sawah Irigasi
1. Membuat saluran irigasi dan drainase untuk dapat mengalirkan air di sekitar persawahan.
2. Pembajakan lahan sedalam 30-40 cm, dapat dilakukan dengan menggunakan traktor, lalu dihaluskan dengan cangkul. Lahan dibiarkan selama 1 minggu.
2. Pembajakan lahan sedalam 30-40 cm, dapat dilakukan dengan menggunakan traktor, lalu dihaluskan dengan cangkul. Lahan dibiarkan selama 1 minggu.
3.Penggemburan tanah, dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang
baik, selanjutkan diratakan dan dibiarkan lagi selama 1 minggu.
4.Bila pH tanah kuang dari 5,5 maka perlu pengapuran, pengapuran
ilakukan dengan menebar langsung di atas permukaan tanah, lalu ditutupi
dengan tanah dan dibiarkan selama 15 hari.
B. Pengolaha tanah di lahan ttegalan atau sawah tadah hujan
B. Pengolaha tanah di lahan ttegalan atau sawah tadah hujan
1. Pembajakan denagn traktor, sebelumnya dialiri air terlebih dahulu dan didiamkan selama 1 hari.
2. Pembersihan lahan dari gulma di lahan tersebut.
3. pembuatan bedengan atau pada lahan miring dibuat terastering.
4. selajutnya sama seperti kegiatan pada lahan sawah
2. Pembersihan lahan dari gulma di lahan tersebut.
3. pembuatan bedengan atau pada lahan miring dibuat terastering.
4. selajutnya sama seperti kegiatan pada lahan sawah
Mungkin ada yang ingin beralih budidaya sengon, yaitu:
BalasHapusSengon solomon jaguar.
Pertumbuhannya berbeda daripada sengon biasa.
pagi kak, kami menjual grosir kaos polos 100% bahan katun yang berkualitas :) http://www.kaosyes.com
BalasHapus